Monday, April 27, 2020

TELADAN RASULULLAH DALAM MUAMALAH




Suatu hari, Siti Aisyah RA, istri Rasulullah SAW ditanya oleh seseorang: “Wahai Aisyah! Bagaimanakah akhlak Rasulullah SAW?” Aisyah RA menjawab: “Akhlak Rasulullah SAW adalah Al Qur’an.”
Kisah ini mengandung makna bahwa Rasulullah SAW meletakkan pribadinya kepada Al Qur’an. Perilaku Rasulullah SAW sejak kecil sudah menampakkan sifat-sifat yang luar biasa terpuji. Karena itu, pantaslah dalam Al Qur’an Allah SWT memujinya sebagai ‘uswah hasanah’, teladan terbaik bagi setiap manusia.
Berikut ini, ada beberapa teladan di antara sekian banyak teladan yang dicontohkan Rasulullah SAW bagi kita umatnya, dalam hal muamalah dan mengisi kehidupan di masyarakat.

Sebagai kepala keluarga

Rasulullah SAW adalah tokoh yang berhasil membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Sikap Rasulullah SAW terhadap istrinya tercermin dalam ungkapan beliau, bahwa sempurnanya iman seorang Mukmin adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik-baik seorang Mukmin adalah yang paling baik terhadap istrinya. Sebaliknya, Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada wanita bagaimana seharusnya berlaku baik terhadap suami.
Waktu mendidik anak, Rasulullah SAW berpesan, “Didiklah anak-anakmu untuk bisa melakukan shalat. Biasakan mereka melakukan kebaikan. Sebab, kebaikan itu (karena) kebiasaan.” (HR. Baihaqi).
Dalam kesehariannya, Rasulullah SAW pernah menambal bajunya sendiri, memerah susu kambingnya dan mengerjakan sendiri pekerjaan rumahnya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Sebagai da’i dan ulama 

Rasulullah SAW juga merupakan seorang ulama yang tekun ibadah. Satu riwayat menyebutkan, bahwa kaki beliau pernah mengalami bengkak di saat beliau banyak melakukan shalat dan khalwat.
Rasulullah SAW juga selaku da’i yang cekatan, tidak mengenal lelah dan sabar. Dalam sebuah penyiarannya di Kota Thoif menjelang Isra Mi’raj, penyiaran beliau disambut dengan lemparan batu dan potongan besi sehingga beliau luka parah dan berdarah-darah. Namun, bukannya marah atau sakit hati, beliau justru berdoa untuk kebaikan warga Thoif:
“Yaa Allah! Jangan Kau turunkan siksa kepada mereka yang melempariku. Sebab mereka bukan orang jahat, tetapi mereka adalah orang-orang yang belum tahu bahwa aku adalah Rasul-Mu. Tunjukkan mereka kepada jalan-Mu yang benar dan ampunilah mereka serta sayangi mereka.” Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW melakukan penyiaran dengan sabar dan pemaaf.
Penyiaran Rasulullah SAW pun tidak hanya dengan lisan, melainkan juga melalui tulisan. Beliau mengirim surat kepada raja-raja dan pejabat-pejabat negara yang penting. Misalnya, Raja Najasyi bernama Asyimah di Habsyi, Raja Hiraqlius (Raja Rum), yang kedua-duanya menyambut baik surat Rasulullah SAW itu. Bahkan Najasyi memeluk Islam saat ia menerima surat itu.

Sebagai pebisnis, pedagang dan petani

Salah satu ajaran Rasulullah SAW dalam berdagang adalah melarang adanya pemalsuan, termasuk di dalamnya mengurangi timbangan. Dalam berdagang dan berbisnis, Rasulullah SAW sangat menekankan nilai kejujuran. Beliau bersabda, “Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan ke dalam golongan para nabi, orang-orang jujur dan para syuhada’.” (HR. Tirmidzi).
Secara tegas, Rasulullah SAW melarang saling hasad, tipu-menipu, saling merebut membeli atau menjual (barang) yang sedang atau hendak dibeli atau dijual oleh orang lain. Rasulullah SAW pun melarang berjual beli dengan cara melemparkan batu dan menipu (HR. Muslim). Rasulullah SAW menyeru umatnya untuk tidak mencegat barang dagangan sebelum sampai di pasar (HR. Bukhari dan Muslim). Selain itu, dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW mengutuk riba, orang yang membayarnya, orang yang menerimanya dan dua orang saksinya. Rasulullah SAW mengatakannya sebagai orang yang sama.
Sementara dalam bidang pertanian, Rasulullah SAW pernah menyatakan dalam salah satu haditnya menanam bibit pohon (kurma), meskipun diketahui esok akan terjadi kiamat.

Sebagai prajurit dan panglima

Rasulullah SAW adalah sosok pahlawan dalam peperangan dan sebagai prajurit yang gagah perwira. Tidak kurang dari 37 kali pertempuran pada masa kepemimpinan beliau. Tiga puluh lima kali di antaranya langsung dipimpin oleh beliau sendiri.
Dalam berperang, beliau mengajarkan supaya memerangi orang-orang yang menyerang terlebih dahulu, tetapi tidak boleh berlebihan. Jika pihak penyerang menghentikan permusuhannya, maka tidak ada permusuhan lagi, kecuali terhadap orang dhalim. Sebaliknya, jika pihak yang menyerang itu bertindak melampau batas, maka hendaklah dibalas dengan tindakan seimbang. (QS. Al Baqarah: 190-194).

Sebagai anggota masyarakat

Selaku anggota masyarakat, Rasulullah SAW banyak mengajarkan bagaimana hidup bermasyarakat. Beliau pernah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Muslim). “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hendaklah memuliakan tamunya.” (HR. Muslim).
Masih banyak teladan yang dicontohkan Rasulullah SAW kepada kita. Tentu kita tidak akan bisa menemukan keseluruhannya di sini. Satu hal yang dapat kita lakukan mulai saat ini, kita bisa mulai mengeterapkannya sesuai dengan aktifitas dan profesi kita masing-masing, atas dasar lillah-billah, lirrasul-birrasul dan lilghauts-bilghauts. Wallahu a’lam.
Previous Post
Next Post

0 comments: