Thursday, June 11, 2020

Disiplin hidup orang mukmin ikut jadual Allah



Ada orang yang berpendapat, kita akan terkungkung atau hilang kebebasan bila ikut dengan peraturan Tuhan. Padahal dalam kehidupan nya manusia tidak lepas dari peraturan. Bila tidak ikut dengan peraturan Tuhan artinya ikut dengan peraturan manusia. Bahkan di dalam rumah atau keluarga kita pun tidak lepas dari peraturan. Kalau kita pindah ke rumah orang lain pun akan ada peraturan. Tentu kita akan Lebih suka dengan peraturan yang dibuat oleh ayah kita di rumah daripada peraturan yang dibuat dalam rumah orang lain.
Misalnya kita berada di rumah kita sendiri, tentulah program dalam rumah itu kita yang buat. Kalau kita pergi ke rumah orang lain, tentu programnya berlainan dengan di rumah kita. Apakah sama perasaan kita berada di rumah sendiri dengan berada di rumah orang lain. Tentu tidak. Jadwal hidup kita pun akan berbeda, di rumah sendiri dengan di rumah orang lain. Kalau kita paksakan jadwal hidup kita di rumah orang lain, tentu kita akan susah dan tidak tenang.

Kalau dunia ini kita rasakan kepunyaan kita, waktu yang 24 jam itu juga kepunyaan kita, kita yang mengatur, itulah yang membuat kita hidup di dunia ini tidak tenang
, susah, gopoh dsb. Itu yang membuat kita tidak stabil. Dunia kepunyaan Tuhan, waktu yang juga kepunyaan Tuhan kita programkan semaunya, tentu hidup kita akan jadi susah, sebab kita telah membuat jadwal untuk sesuatu yang bukan kepunyaan kita.
Padahal diri kita dan apapun yang berkaitan dengan diri kita, bukan kita yang tentukan. Bahkan kita tidak tahu apa yang akan terjadi sedetik lagi, apalagi untuk yang 1 hari, 1 minggu, 1 tahun, tentu kita lebih tidak tahu. Kalau pun kita coba untuk mengatur kadang yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan.
Ada orang yang beralasan sibuk dengan kerja, hingga merasa takut terikat dengan peraturan Tuhan. Padahal dia menjadi sibuk karena menolak peraturan Tuhan. Dia sibuk memburu cita-citanya, uang, harta, pangkat dll. hingga hilang ketenangan. Padahal dalam dia memburu cita-citanya itupun diikat oleh peraturan di kantor, di rumah, di jalan raya dll. Kalau cita-cita kita adalah Tuhan, maka susah dengan Tuhan pun terasa bahagia. Bahkan mati karena Tuhan pun akan bahagia. Kalaupun ada kesusahan dalam memburu Tuhan terasa bahagia.

Sebab itu penting untuk mengenal Tuhan agar tahu siapa Tuhan, siapa diri kita. Kalau tak kenal Tuhan, tak kenal diri kita. Walaupun kita tidak menyebut diri kita Tuhan tapi tanpa sadar kita berlagak seperti Tuhan.
Kalau kita memahami bahwa dunia ini Tuhan yang punya, dan ikut dengan program Tuhan tentu manusia akan hidup teratur, aman, damai.

Sesuaikan hidup dengan jadwal Tuhan.
Tuhan memiliki jadwal. Sesuaikan hidup kita dengan jadwal Tuhan. Bangun sebelum subuh, kemudian shalat sunat 2 rakaat. Setelah itu shalat subuh dan jangan tidur setelah subuh sebab akan menumpulkan pikiran. Kalaupun mau tidur, setelah terbit atau tinggi matahari.
Tapi bagi orang yang masih muda, masih cergas, waktu itulah dia pergi kerja, sebab tenaga dan pikiran masih segar. Menjelang jam 11 siang  Qailullah. Setengah jam sebelum zuhur bangun dan bersiap shalat zuhur. Setelah shalat zuhur kerja dan shalat ashar. Setelah Ashar tidak  dibenarkan tidur, makruh, dapat melemahkan pikiran. Kalaupun ingin beristirahat, sambil membaca, berkebun dll. 30 menit sebelum magrib bersiaplah untuk shalat maghrib. Kalaulah manusia membuat program untuk hidup mereka disesuaikan dengan jadwal Tuhan, hidup akan teratur, tenang dan bahagia.
Tapi untuk ikut dengan jadwal Tuhan, syaratnya mesti kenal Tuhan. Seperti kita kerja di kantor, bila kita sayang dengan ketua kita apapun arahan dan tugasnya akan kita ikuti. Walaupun buat kerja itu susah.
Orang yang kenal dengan Tuhan, terlewat shalat subuh 30 menit saja akan terasa susah hati. 30 menit sebelum shalat sudah rindu ingin menunaikan shalat.
Hamba Allah yang sebenarnya, bangun tidur walaupun dia belum buat dosa, terus ingat dosa. Sayidina Umar, walaupun dikatakan oleh Rasulullah SAW kalau ada nabi lagi setelah aku, maka Umar menjadi nabi, dan kalau S. Umar lewat di satu jalan, maka syaitan tidak lewat di jalan itu, tapi hati S Umar makin takut dengan Tuhan. Ketika mengambil air wudhu mukanya sudah pucat.
Itulah orang Tuhan ( Rijalullah ), yang walaupun dekat dengan Tuhan tapi dia rasa jauh dengan Tuhan.
Ya Allah Anugerahkanlah kepadaku rasa takut, anugerahkanlah rasa cinta pada Mu dan cinta Mu pada ku. anugerahkan rasa redha aku terhadap Mu dan redha Mu terhadap ku. aku mengharap Rahmat Mu tuhan. Ya Allah atas kesalahan ku ampunilah aku.
Previous Post
Next Post

0 comments: